Sejak awal kelahiran website di awal tahun 1990, para programer dan graphic desainer mendapatkan sebuah lahan baru untuk karya mereka, yang kemudian disebut web design. Seiring perkembangannya, web design akhirnya tumbuh menjadi segmen design tersendiri yang jelas-jelas terpisah dari graphic design. Skill yang dibutuhkan pun juga berbeda dengan graphic design, karena web design juga melibatkan berbagai bahasa pemrogaman.
Hingga saat ini, ada dua golongan utama pekerja web design. Golongan pertama adalah orang-orang yang dulunya programer, dan golongan kedua adalah orang-orang yang dulunya graphic designer. Karakter web yang dihasilkan dua kelompok ini cukup bertentangan. Mantan programer biasanya lebih mementingkan sistem, sedangkan mantan graphic designer lebih mementingkan tampilan.
Website pertama kali dibuat oleh Tim Berners-Lee pada bulan Agustus 1991. Website pertama itu bernama World Wide Web. Bentuknya sangat sederhana. Semua masih menggunakan script html standar tanpa ada unsur apapun. Website pertama tersebut masih ada dan bisa diakses hingga saat ini. Silahkan Klik di sini untuk melihatnya. Lahirnya website pertama merupakan babak baru bagi perkembangan komputer dan teknologi informasi.
Pada tahun 1994, World Wide Web Consortium (W3C) didirikan. Lembaga ini mengambil keputusan bahwa script HTML adalah script standar untuk semua website. Dalam perkembangan selanjutnya, script html tersebut dikembangkan lagi menjadi XHTML yang bersifat terbuka terhadap berbagai plugin script tambahan seperti Java, flash, dan Ajax.
Pada sekitar tahun 1995 muncul website dengan menggunakan tabel sebagai dasar layoutnya, atau yang biasa disebut table-based layout. Kehadiran Table-based layout merupakan gebrakan yang cukup signifikan bagi web design waktu itu. Dengan table-based layout, web bisa dibuat dalam beberapa kolom dengan posisi-posisi layout selangkah lebih maju. Website yang menggunakan Table-based layout diantaranya adalah W3C (1998) dan Yahoo (2002).
Pada tahun 1996 flash diintegrasikan dengan website. Pada awalnya script flash disebut dengan FutureSplash Animator, kemudian Macromedia Flash, dan sekarang Adobe Flash. Flash sendiri sebenarnya merupakan pengembangan dari Macromedia Shockwave (sekarang Adobe Shockwave). Program ini pertama kali ditujukan sebagai pembuat menu dan daftar multimedia content pada autorun CD-ROM.
Dengan adanya flash, gambar-gambar dalam website dapat ‘bergerak’. Selain itu fitur-fitur klasik html, seperti ‘link’ tetap bisa dihadirkan. Tetapi flash memiliki kekurangan, yaitu website menjadi berat dan sulit diakses. Selain itu, pengguna web juga harus memiliki flash plugin di browsernya, dan hal ini sangat merepotkan saat itu.
Pada tahun yang sama (1996), 3DML script diperkenalkan oleh Michael Powers. 3DML memungkinkan web untuk menampilkan animasi-animasi 3D. Tetapi inovasi ini jarang sekali digunakan. Sistem 3DML menggunakan XML non-standar serta hanya bisa dibuka oleh satu jenis browser saja, yaitu Flatland Rover. Hingga saat ini, belum ada plugin 3DML yang dibuat untuk browser umum seperti Mozilla Firefox.
Pada awal tahun 2000, Dynamic HTML (DHTML) diperkenalkan. Pada awalnya, DHTML merupakan gabungan dari flash dan html. Script ini dikembangkan lebih lanjut dan menjadi JavaScript. Tetapi seiring perkembangannya DHTML dan JavaScript tumbuh sendiri-sendiri dan memiliki platform yang sangat berbeda. Dengan DHTML, script animasi flash dapat diintegrasikan dengan HTML sehingga web tidak menjadi berat. Selain itu, DHTML juga mensupport HTML DOM, yang memberi keleluasaan script untuk melibatkan Operating System yang digunakan user dalam perintahnya.
Pada tahun yang sama (2000) Cascading Style Sheets (CSS) mulai diperkenalkan. CSS adalah platform web design yang sangat populer hingga saat ini. Dengan adanya CSS, script untuk tampilan bisa dipisah dari file HTML induknya. Dengan CSS, template web bisa dibuat lebih rapi. CSS memungkinkan banyak fungsi tampilan yang tidak mungkin dipenuhi oleh table-based layout. CSS akhir-akhir ini menjadi sangat populer dengan diperkenalkannya platform CMS opensource seperti Joomla dan WordPress. Hampir semua template WordPress dan Joomla menggunakan CSS sebagai basis tampilannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar